Rabu, 29 Agustus 2012

Nilai dari sebuah Kerja Keras



dulu pernah ada seorang pengusaha kaya yang memiliki seorang putra yang sangat dicintainya tapi sayang sekali anak itu sangatlah malas. Pengusaha itu  menginginkan anaknya menjadi soerang pekerja keras dan bertanggung jawab. Dia ingin anaknya  menyadari nilai dari sebuah kerja keras. 

Suatu hari ia memanggil anaknya dan berkata: ". Hari ini, aku ingin kau pergi keluar dan mendapatkan sesuatu jika kau gagal maka kau tidak akan mendapatkan makanan malam ini"


Didalam hati anak itu, tidak pernah ada sedikitpun niat untuk bekerja, dan Permintaan ayahnya itu sangatlah  menakutkan untuknya, 

Lalu dia pergi kepada ibunya dan menangis. Saat ibunya melihat air mata anaknya, seketika hatinya menjadi luluh. Ibunya menjadi gelisah dia bingung memikirkan apa yang harus dia lakukan untuk menolong anaknya, akhirnya si ibu memutuskan untuk memberikan beberapa koin emas kepada anaknya.

Dan pada malam hari si ayah bertanya kepada anaknya, apa yang sudah dia dapatkan hari ini, si anak segera memberikan beberapa koin emas yang diberikan ibunya tadi siang kepadanya. 

Lalu si ayah menyuruh anaknya untuk membuang koin emas itu kedalam sumur, anak itu  pun menganggukan kepala dan segera pergi  menuju sumur dan membuang koin seperti yang telah di perintahkan oleh ayahnya. 


Sang ayah adalah laki-laki yang bijaksana dan sangat berpengalaman, dia sudah menduga bahwa koin emas yang diberikan oleh anaknya berasal dari pemberian istrinya. 

Hari berikutnya ia mengirim istrinya kerumah orang tuanya di kota,  

Kemudian dia memanggil anak laki-lakinya. 
Kembali dengan sedikit ancaman Ia menyuruh anaknya untuk pergi dan mencari sesuatu di luar  jika anaknya menolak maka dia tidak akan mendapatkan makan malamnya. 

kali ini si anak laki-laki kembali sedih, dia pergi menemui kakaknya dan menangis, karena kakaknya merasa kasihan padanya, akhirnya si kakak memberikan beberapa koin emas yang dia ambil dari tabungannya. si anak laki-laki pun merasa senang dan tersenyum, dan kembali koin tersebut akan ia berikan kepada ayahnya ketika ayahnya pulang.

ketika ayahnya pulang dari toko kembali ia memanggil anaknya dan bertanya apa yang telah didapatkan anaknya hari ini, Si anak lalu melemparkan beberapa koin emas di depan ayahnya, kembali si ayah menyuruh anaknya untuk membuang koin emas  itu kesumur, tanpa banyak bertanya si anak langsung membuang koin tersebut kedalam sumur.

Sekali lagi dengan sangat bijaksana si ayah berkata, Uang tersebut tidak didapat anaknya dengan keringatnya sendiri

Kemudian keesokan harinya si ayah mengirim putrinya kerumah neneknya, 
Dan sekali lagi ia menyuruh anak laki-lakinya untuk keluar dan mendapatkan sesuatu, dan kali ini pun ia  menyuruh anaknya dengan ancaman  bahwa dia tidak akan mendapatkan makan malam, jika dia tidak membawa hasil pulang kerumah.

Kali ini tidak ada seorang pun yang dapat membantunya, tidak ada Ibu atau kakak yang bisa memberikan beberapa koin emas kepadanya, dengan sangat terpaksa dia pergi kepasar untuk mencari pekerjaan. 

dia mendatangi semua toko yang ada di pasar dan menanyakan apakah mereka membutuhkan bantuan.  
Salah satu pemilik toko disana berkata padanya, bahwa dia akan membayar sebesar dua koin emas, jika si anak bisa membawakan kopernya  kerumah.

Si anak tersebut tidak bisa menolak, karena dia takut akan kehilangan makan malamnya. 
Dengan bersusah payah ia memikul koper si pemilik toko di punggungnya, dengan kaki bergetar dan bermandikan keringat serta punggung yang terasa pegal-pegal karena beban yang dibawa terasa terlalu berat, tapi dengan susah payah dia menyelesaikan pekerjannya. 

Si anak laki-laki  merasa sangat lelah, ia pun memutuskan untuk pulang dengan membawa dua koin emas di  tangannya, dalam perjalanan pulang dia berpikir, ayah pasti memintaku untuk melemparkan  koin ini kedalam sumur, kemudian anak itu  pun menangis  karena Ia tidak bisa membayangkan hasil kerja kerasnya di buang begitu saja di dalam sumur.

ketika dia sampai dirumah dia menemui ayahnya, dengan terisak-isak dia berkata :
"Ayah, Seluruh tubuhku terasa sakit, punggung ku luka dan terasa perih  apakah kau akan meminta ku untuk melemparkan koin ini kedalam sumur"?


kali ini si ayah tersenyum, Si ayah berkata kepada anaknya, bahwa seseorang akan merasakan sakit ketika hasil dari kerja kerasnya di buang.

pada dua kesempatan sebelumnya kau dibantu oleh ibu dan kakak mu, karena itulah kau tidak merasakan sakit ataupun sedih ketika aku menyuruh mu membuang koin itu ke sumur. 

Anak laki-laki itu pun terdiam ia menyadari kesalahan yang sudah dilakukannya dan dia pun mengerti akan nilai dari sebuah kerja keras


Dia bersumpah tidak akan malas lagi dan akan membantu ayahnya untuk mengelola usahanya, 


Dengan tersenyum bangga si ayah lalu mengambil sesuatu didalam sakunya, Ia menyerahkan kunci tokonya kepada anaknya, ia menyuruh anaknya untuk mengurus usahanya dan si ayah berjanji akan membimbing anaknya sampai akhir hidupnya

Moral : Kadang pelajaran terbaik dalam hidup berasal dari situasi yang paling sulit






Fox and Grapes





It was a sunny day and fox was walking across the fields. Soon he came to a vineyard. As he came nearer, he could see some bunches of juicy grapes.

The fox looked carefully around him. He had to make sure that he was safe from the hunters. He decided to steal some before anyone came along.

He jumped upwards but he could not reach the grapes. He jumped again as high as he could. He still could not reach them. The grapes were just too high for him!

He was not ready to give up. He backed off, took some running steps and leapt into the air towards the grapes. Again he failed to reach them.

It was getting dark, and he was getting angry. His legs hurt with all that running and jumping. At last he stopped trying.

As he walked away, he said to himself, "I don't really want those grapes. I'm sure they are too sour to eat."

Moral : Sometimes when we cannot get what we want, we pretend that it is not worth having.

Tukang Susu



Seorang gadis pemerah susu sedang pergi ke pasar untuk menjual  susu hasil dari sapi nya pagi ini. Saat ia membawa guci besar berisi susu di atas kepalanya, ia mulai berkhayal tentang semua hal yang bisa ia lakukan setelah menjual susu.

"Dengan uang itu, Aku akan membeli seratus anak ayam untuk  ku pelihara di halaman belakang rumah, Ketika mereka sudah besar.. Aku bisa menjualnya dengan harga yang mahal di pasar."

Saat ia berjalan, ia terus berkhayal
"Kalau ayam-ayamku sudah terjual semua, aku akan membeli dua ekor kambing muda dan membesarkan mereka di bukit yang penuh rumput agar mereka sehat dan tumbuh dengan sempurna, dan aku bisa menjualnya dengan harga yang lebih baik lagi!."

Masih berkhayal, ia berkata pada dirinya sendiri, "Segera, aku akan dapat membeli sapi lagi, dan aku akan memiliki lebih banyak susu untuk dijual, Lalu aku akan memiliki lebih banyak uang ...."

Dengan pikiran-pikiran bahagia, dia mulai melompat dan melompat. Tiba-tiba dia tersandung dan jatuh. Kendi yang berisi susu pecah dan  tumpah ke tanah.

sambil menangis dia berkata "aku tidak akan berkhayal lagi", 

Moral : Do not count your chickens before they are hatched.

Kekayaan yang sebenarnya


Suatu hari seorang ayah dari keluarga yang sangat kaya raya membawa anaknya bepergian ke suatu negara dengan tujuan menunjukkan bagaimana kehidupan orang-orang miskin disana, Hal ini ia lakukan agar anaknya bisa bersyukur atas kekayaan yang dimiliki keluarganya.

Mereka menghabiskan beberapa hari dan beberapa malam di peternakan tersebut agar mereka bisa dianggap sebagai keluarga yang sangat miskin.

Setelah mereka kembali dari perjalanan, sang ayah bertanya kepada putranya,
"Menurutmu bagaimana perjalanan kali ini?" "ini sangat  bagus, Ayah." jawab si anak

"Apakah kau  melihat apa yang orang miskin lakukan?" Tanya sang ayah . 
"Oh yaaa, tentu saja" kata anak. 
"Jadi, apa yang kau pelajari dari perjalanan ini?" tanya ayahnya.

Si anak menjawab, "aku melihat bahwa kita memiliki seekor anjing, sedangkan mereka mempunyai empat ekor anjing.

Kita punya kolam renang yang luasnya sampai ke tengah taman dan mereka memiliki anak sungai yang tidak memiliki akhir." 

"kita memiliki lentera di taman kita dan mereka memiliki bintang-bintang yang bersinar pada malam hari."

"Teras rumah  kita sampai ke halaman depan, dan mereka memiliki cakrawala dunia."

 "kita memiliki sepotong kecil tanah untuk tempat tinggal dan mereka memiliki ladang yang melampaui pandangan kita." 

"Kita memiliki pembantu yang melayani kita, tapi mereka melayani sesamanya."

 "Kita membeli makanan kita, tapi mereka menumbuhkannya sendiri."

 "Kita punya tembok disekeliling rumah untuk melindungi kita, sedangkan mereka punya teman untuk melindungi mereka."

Mendengar semua itu ayah si anak  pun terdiam. Kemudian sang anak menambahkan, 
"Terima kasih ayah kau telah  menunjukkan kepada ku betapa miskinnya kita."

Si Ayah pun merasa malu kepada anaknya.

Bunga Mawar dan Pohon Kaktus


Suatu hari di musim semi yang indah, sekuntum bunga mawar mekar di dalam hutan, di sana juga tumbuh beraneka ragam pohon dan tumbuhan, mereka tumbuh subur disana.

Bunga mawar melihat sekelilingnya,

Pohon pinus yang ada di dekatnya berkata "aku harap aku bisa secantik itu" ,, 

Pohon yang lain pun berkata "Pohon pinus tersayang, kita tidak bisa memiliki semuanya"


Si bunga mawar menoleh dan berkata, "Sepertinya aku adalah tanaman yang paling indah di hutan ini." 

Lalu Bunga matahari yang tumbuh disampingnya bertanya kepadanya  "Mengapa kau berkata seperti itu ? Di hutan ini ada banyak  tanaman yang indah. kau  hanya salah satu dari mereka." 

kemudian bunga mawar merah menjawab,
 "Aku melihat semua orang menatap dan mengagumi ku." 
Kemudian bunga mawar melihat ke arah kaktus dan berkata, "Lihatlah tanaman itu dia jelek dan penuh duri!" 

Lalu Pohon pinus berkata kepada bunga mawar "Bunga mawar, apa yang kau bicarakan, tidak seorang pun yang bisa mengatakan apa itu kecantikan, bukankah kau juga memiliki duri?"


Bunga mawar marah kepada pinus dan berkata, "Aku kira kau memiliki selera yang baik! ternyata kau tidak tau sama sekali tentang keindahan, kau tidak bisa membandingkan aku dengan duri kaktus itu.."

"Apa yang sebenarnya di banggakan oleh bunga mawar", pikir pohon Pinus

Akhirnya bunga mawar  mencoba untuk memindahkan akarnya agar ia bisa jauh dari kaktus, tapi sayang dia tidak bisa bergerak sama sekali. 

Hari-hari berlalu , mawar merah selalu saja menghina pohon kaktus dengan kata-kata  yang menyakitkan dia mengatakan bahwa kaktus adalah Tanaman tidak berguna? dan betapa menyesalnya ia telah menjadi tetangga si kaktus

Tapi Kaktus tidak pernah marah bahkan ia  mencoba untuk menasihati mawar, dengan mengatakan, "Tuhan tidak menciptakan segala bentuk kehidupan tanpa tujuan."


Musim semi pun berlalu, dan cuaca menjadi sangat hangat. Hidup menjadi sulit didalam hutan, seperti tanaman dan hewan mereka semua membutuhkan air , tapi tak setetes pun hujan turun.  dan mawar merah pun mulai layu. 

Suatu hari mawar merah melihat burung pipit menempelkan paruhnya ke batang kaktus dan kemudian terbang menjauh, "burung-burung itu  terlihat lebih segar. .. "Pikir si bunga mawar

Hal ini  tentu saja membingungkan si bunga mawar ,dan akhirnya ia pun memutuskan untuk bertanya kepada  pohon pinus
"Apa yang burung lakukan".  tanya si mawar

Pohon pinus menjelaskan, bahwa burung mendapat air dari batang kaktus.

"Apakah kaktus tidak terluka ketika mereka membuat lubang disana?"  tanya si bunga  mawar merah.

Ya tentu saja dia terluka, tapi kaktus tidak suka melihat burung menderita," jawab Pinus.

Bunga mawar membuka matanya lebar-lebar  dan berkata, " Apakah kaktus memiliki air?"

"Ya, dia menyimpan banyak air, kau  juga bisa minum air dari pohon kaktus, jika kau mau si burung pipit akan membawakan air untuk mu  itu juga jika kau mau  meminta bantuan pada si pohon kaktus.."

 mawar merah merasa terlalu malu untuk meminta air dari kaktus karena kata-kata dan tingkah lakunya yang telah menyakiti kaktus, tapi karena dia sangat membuthkan air  akhirnya iya pun meminta bantuan pada si kaktus. 

Dengan ramah Kaktus setuju  untuk memberikan air pada bunga mawar, dan dengan di bantu burung pipit disiramkanlah air di akar bunga mawar. Bunga mawar pun kembali segar dan cantik seperti semula

Dari situ bunga mawar merah belajar pelajaran berharga bahwa Ia tidak bisa menilai seseorang hanya dari  penampilannya saja.





Empat orang anak laki-laki dan Pohon Pear




Ada seorang pria yang memiliki empat orang anak laki-laki. Dia ingin anak-anaknya belajar untuk tidak terlalu cepat  menghakimi segala hal. Jadi dia mengirim ke empat anaknya untuk pergi dan melihat sebuah pohon pir yang besar yang terletak sangat jauh dari tempat tinggal mereka. Anak pertama akan pergi di musim dingin, yang kedua pada musim semi, yang ketiga di musim panas, dan anak bungsu pada musim gugur.

Saat mereka sudah kembali, ia memanggil ke-empat anaknya, masing-masing anak di suruh menceritakan apa yang di lihat.

Anak pertama mengatakan bahwa pohon itu jelek, membungkuk, dan memutar. 

Anak kedua mengatakan itu tidak benar, pohon itu ditutupi dengan tunas hijau dan sangat menjanjikan.

Anak ketiga tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh kedua saudaranya, dia mengatakan  pohon itu penuh dengan bunga yang berbau begitu manis dan tampak begitu indah, dan itu adalah hal yang paling indah yang pernah dilihatnya. 

Anak terakhir tidak setuju dengan mereka semua, dia bilang pohon itu penuh dengan buah, kehidupan dan harapan

Pria itu kemudian menjelaskan kepada anak-anaknya bahwa apa yang mereka katakan semuanya benar,  mereka hanya melihat  satu musim dari kehidupan pohon pear, dia mengatakan kepada mereka, bahwa mereka tidak bisa menilai sebuah pohon hanya berdasarkan pada apa yang mereka lihat.
Begitu juga dengan manusia, jangan pernah menilainya hanya dari satu sisi saja, dan siapaun mereka, kesenangan, kegembiraan dan cinta yang datang pada hidup mereka hanya dapat di ukur/ di nilai pada akhir sebuah kehidupan, dan pada saat itu semua musim telah usai

jika kau menyerah pada musim dingin, maka kau akan kehilangan janji di musim semi,  keindahan di musim panas, dan hasil  yang melimpah di musim gugur, jangan biarkan rasa sakit di satu musim menghancurkan kebahagiaan dan hidupmu. 

MORAL :Jangan menilai hidup hanya karena satu masa yang sulit, tekunlah dan jalani jalanmu walaupun itu terasa sangat sulit, karena saat yang indah pasti akan datang cepat ataupun lambat

Selasa, 28 Agustus 2012

Gadis Buta



Pada suatu hari ada seorang gadis buta yang sangat membenci dirinya sendiri karena dirinya Buta. dia tidak hanya benci terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang yang ada di sekitarnya kecuali seorang Pria yaitu kekasihnya sendiri.

Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. tapi ketika si pria itu ingin menikahinya si gadis buta  berkata,

 "Aku akan menikah dengan mu jika  aku bisa  melihat dunia ini walau hanya sekali".

Sang pria itu terdiam mendengar ucapan dari si gadis buta. 

hingga pada suatu hari seseorang bersedia mendonorkan sepasang matanya kepada gadis buta, sehingga si gadis buta dapat melihat, dia tidak hanya bisa melihat dunia tetapi juga dia dapat melihat kekasihnya.

Kekasihnya bertanya kepada gadis itu , ” Sayangggg … sekarang kau sudah bisa melihat dunia, maukah kau menikah dengan ku ?" 

Gadis itu shock dan terguncang jiwanya saat dia melihat bahwa kekasihnya itu ternyata seorang yang buta. Dan si gadis pun menolak untuk menikah dengan nya

Dan akhirnya si Pria itu pergi meninggalkannya sambil meneteskan air mata, 


dan suatu hari si pria buta menuliskan sepucuk surat singkat kepada gadis itu, “Sayangku, tolong engkau jaga baik-baik ke-dua mata yang telah aku berikan kepadamu.


Moral: Ini adalah contoh bagaimana perubahan otak manusia ketika statusnya berubah. Hanya sedikit yang mengingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya, dan siapa yang selalu ada bahkan di saat yang paling menyakitkan.

Jangan pernah mengambil keuntungan dari org lain, dan Jagalah setiap orang yang dekat dengan Hati mu karena  mungkin suatu saat kau sadar dan menyadari bahwa kau  telah kehilangan berlian saat kau terlalu sibuk mengumpulkan batu.



Jumat, 03 Agustus 2012

God brews the tea, not the cups.








A group of students, highly established in their careers, got together to visit their old teacher. Conversation soon turned into complaints about stress in work and life.


Offering his guests tea, the teacher went to the kitchen and returned with a large pot of tea and an assortment of cups – porcelain, plastic, glass, crystal, some plain looking, some expensive, some exquisite – telling them to help themselves to the tea.


When all the students had a cup of tea in hand, the professor said: ‘If you noticed, all the nice looking expensive cups were taken up, leaving behind the plain and cheap ones. While it is normal for you to want only the best for yourselves, that is the source of your problems and stress.


Be assured that the cup itself adds no quality to the tea. In most cases it is just more expensive and in some cases even hides what we drink. What all of you really wanted was tea, not the cup, but you consciously went for the best cups… And then you began eyeing each other’s cups too.


Now consider this: Life is the tea; the jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain Life, and the type of cup we have does not define, nor change the quality of Life we live.


Sometimes, by concentrating only on the cup, we fail to enjoy the tea God has provided us.


Know that God brews the tea, not the cups.So enjoy your tea.

The Burnt Biscuits: Small story with a moral





When I was a kid, my mom would prepare special breakfast every now and then. And I remember one night in particular, after a long, hard day at work. On that evening so long ago, my mom placed a plate of eggs, sausage and extremely burned biscuits in front of my dad.

I remember waiting to see if anyone noticed! Yet all my dad did was reach for his biscuit, smile at my mom and ask me how my day was at school. I don’t remember what I told him that night, but I do remember watching him smear butter and jelly on that biscuit and eat every bite!

When I got up from the table that evening, I remember hearing my mom apologize to my dad for burning the biscuits. And I’ll never forget what he said: Honey, I love burned biscuits.

Later that night, I went to kiss Daddy good night and I asked him if he really liked his biscuits burned. He wrapped me in his arms and said, Your Momma put in a hard day at work today and she’s real tired. And besides, a little burnt biscuit never hurt anyone! You know, life is full of imperfect things and imperfect people. I’m not the best at hardly anything, and I make so many mistakes; forget to congratulate people on their special occasions.

What I’ve learned over the years is that learning to accept each others faults and choosing to celebrate each others differences is one of the most important keys to creating a healthy, growing, and lasting relationship.

And that’s my prayer for you today. That you will learn to take the good, the bad, and the ugly parts of your life but always have trust in God. Because in the end, He’s the only One who will be able to give you a relationship where a burnt biscuit isn’t a deal-breaker! We could extend this to any relationship. In fact, understanding is the base of any relationship, be it a husband-wife or parent-child or friendship! 

Don’t put the key to your happiness in someone else's pocket; keep it in your own. So Please pass us a biscuit, and yes, the burnt one will do just fine!